Logo

Desa Kalimas Baru

Kabupaten Ketapang

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Masyarakat Tanjung Beulang Kembangkan Produk Hutan Desa Mulai dari Anyaman Rotan, hingga Obatan Tradisional

Masyarakat Tanjung Beulang Kembangkan Produk Hutan Desa Mulai dari Anyaman Rotan, hingga Obatan Tradisional

Invalid Date

Ditulis oleh DESA KALIMAS BARU

Dilihat 65 kali

Masyarakat Tanjung Beulang Kembangkan Produk Hutan Desa Mulai dari Anyaman Rotan, hingga Obatan Tradisional

TUMBANG TITI - Masyarakat Desa Tanjung Beulang, Kecamatan Tumbang Titi, Ketapang, Kalimantan Barat memanfaatkan hutan desa sebagai sumber kehidupan berkelanjutan. Mereka menghasilkan madu, anyaman rotan, hingga obat-obatan tradisional. Mereka juga berburu hewan di hutan hingga melakukan ritual adat.

“Tidak bisa dipungkiri dari nenek moyang terdahulu mata pencahariannya itu berburu,” ungkap Ketua Unit Perangkat Daerah (UPD) Desa Tanjung Beulang, Kedestu Wiranto.

Dirinya khawatir hutan di desanya semakin berkurang seiring ekspansi pembangunan di wilayahnya. Bila hutan hilang, habislah sumber kehidupan warga yang tinggal di sana.

Kadestu mengatakan nilai-nilai adat dan budaya masyarakat sangat kuat, salah satunya penggunaan alat-alat tradisional untuk kepentingan ritual. Sebut saja kemenyan, alat yang biasa digunakan dalam kebudayaan adat untuk mengusir setan. Alat tersebut didapat dari hutan.

Dari hutan, masyarakat desa Tanjung Beulang memanfaatkan kayu rotan dan damar untuk berbagai keperluan. Produk hutan non kayu juga cukup beragam, sebut saja kopi, madu, obat-obatan tradisional. Potensi alamnya juga tak kalah indah. Terdapat air terjun di dalam hutan.

Margareta Mula selaku Wakil Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanjung Beulang mengatakan rata-rata masyarakat desa Tanjung Beulang bermata pencaharian sebagai petani karet, buruh sawit, peternak dan pencari kapur dondang.

“Potensi alam di sini cukup banyak, cuma masih belum digali dan tersembunyi. Misalnya, ibu-ibu punya keterampilan menganyam dari bambu atau rotan,” ucap

Dia mengatakan perempuan di desa Tanjung Beulang tidak hanya sekedar ingin menonton, namun juga ingin bekerja meningkatkan taraf hidup keluarga.

Kepala Desa Tanjung Beulang, Anatiustis mengungkapkan bahwa masyarakat desa sudah pernah membuat produk madu hutan. Hanya saja, karena kendala ketersediaan madu yang bersifat musiman, sehingga sulit memenuhi permintaan pasar yang ingin adanya kontinuitas. 

“Selain itu ada juga kendala mesin yang ongkosnya cukup mahal,” utas Anatiustis.

Yayasan Sangga Bumi Lestari hadir untuk membantu masyarakat menggali potensi desa secara berkelanjutan. Ronny Christianto, anggota Yayasan Sangga Bumi Lestari menilai hutan dan pembangunan desa sering kali tidak terintegrasi dan tidak menjadi satu bagian program bersama. Sehingga, kata dia, penting untuk mendukung perhutanan sosial melalui peraturan-peraturan desa, anggaran pendapatan desa bahkan perhutanan sosial harus menjadi bagian dari badan usaha milik desa dan menyejahterakan, tidak hanya anggota yang mengusulkan perhutanan sosial namun seluruh masyarakat desa.

“Perhutanan sosial disiapkan oleh pemerintah untuk diakses oleh desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan,” tuturnya.

Tapi, lanjutnya, praktek perhutanan sosial penting untuk mengutamakan integrasi dalam pembangunan desa. Oleh sebab itu, Yayasan Sangga Bumi Lestari datang ke desa untuk berdiskusi bersama masyarakat desa untuk memikirkan, merancang masa depan yang lebih baik melalui perhutanan sosial dan pembangunan desa. (sti/ser)

Editor: Syahriani Siregar

Sumber: https://pontianakpost.jawapos.com/ketapang/1462895920/masyarakat-tanjung-beulang-kembangkan-produk-hutan-desa-mulai-dari-anyaman-rotan-hingga-obatan-tradisional

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Kalimas Baru

Kecamatan Tumbang Titi

Kabupaten Ketapang

Provinsi Kalimantan Barat

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia